Mengajarkan dan mengenalkan budaya sejak usia dini

Website Instan

Lombok Timur [Sasak.Org] Mengenalkan budaya daerah secara dini kepada anak didik merupakan proses pembelajaran penting agar anak didik mulai menyukai dan mencintai budaya mereka sendiri.

Atas dasar keinginan untuk memperkenalkan dan menanamkan kecintaan inilah, murid murid di TK-SD-SMP SATAP Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mulai diperkenalkan dengan budaya asli daerahnya. Dalam bentuk Ekstrakulikuler, murid murid diberikan wadah untuk belajar menari sekaligus memainkan alat musik kesenian khas Sasak. Salah seorang guru, Ahsan Ahsani dengan semangat menjadi pembimbing tari Presean. Sebagai orang yang pernah terlibat Komunitas Sasak Regional Jogjakarta dan sekrang kembali mengabdi ke tanah kelahiran Lombok. Ahsan Ahsani mencoba menanamkan pentingnya memperkenalkan kesenian dan budaya pada anak usia dini. Berikut adalah gambar saat latihan para murid di luar waktu belajar mereka

Gambar 01: Latihan Tarian Presean

Presean adalah permainan tradisional khas Lombok, Nusa Tenggara Barat yang mempertemukan dua orang lelaki petarung yang masing-masing menggunakan sebilah batang rotan dan sebuah perisai (id.wikipedia.org/wiki/Perisean).Tarian ini melambangkan kejantanan seorang lelaki sasak yang hendak meminang calon pendampingnya.

Tentu tidak aneh lagi, jikajenis tarian satu ini sangat melekat erat dengan budaya yang ada di Lombok. Acara pagelaran seni tari ini umumnya banyak terlihat di bulan agustus menjelang peringatan 17 agustus, hampir di setiap penjuru Pulau Lombok atau di event tertentu seperti pemilihan jawara Pepadu (sebutan orang yang ahli Presean).

Dalam latihan disini anak didik akan diuji dan dilatih bagaimana meletakan emosi dan taktik menyerang lawan tanding,  baik ketika dalam latihan ataupun saat pentas agar mampu menghayati dan mengerti arti setiap resiko luka dan sakit yang dialami. Sehingga mampu tampil dengan performa optimal.

Di ruangan yang berbeda beberapa anak didik yang sudah memilih menekuni alat musik, juga sibuk dengan memukulkan dan menyesuiakan nada irama yang dikeluarkan oleh masing alat musik yang dimainkan. Dengan bantuan panduan alat musik yang diputar, anak didik bisa mendengar jenis musik yang akan ditiru dan dikembangkan jenis nada dan ritme yang di inginkan.

Dengan bantuan pembimbing, yang sudah mahir dalam memainkan musik ini mereka di arahkan dan dituntun untuk bisa menyesuaikan jenis musik yang akan di mainkan, kerja sama dan kebersamaan di tuntut lebih dalam memainkan alat musik ini. Sehinga menghasilkan suara musik dan paduan tarian yang sesuai dengan tema tarian yang dimainkan.

Gambar 02: Latihan memainkan alat musik

Gambar 03: Latihan memainkan alat musik

Berikut ialah gambar adik-adik ini memainkan alat musik kesenian tradisonal sasak, dengan mahir dan telaten mereka memukulkan alat musik yang masing-masing mereka mainkan.

Gambar 04: Pentas memainkan alat musik

Di sela acara peringatan isro’ mi’raj dan pelepasan TK-SD dan SMP SATAP 2 Pringgasela di Desa Baru,  anak didik ini diberikan kesempatan menampikan kebolehannya dari hasil kerja keras latihan selama ini.

Gambar 05: Pentas seni tari

Gambar 06: Pentas seni Presean

Pada saat seremoni pelantikan Kepada Desa Pringgasela yang dihadiri oleh Pak Bupati, anak-anak ini dengan gagah menampilkan tarian presean dan memainkan musik tradisional sasak. Pertunjukan perdana saat acara Gelar senja di Masbagik membuka semangat adik-adik ini untuk terus latihan dari jadwal yang ditentukan oleh pembimbing.

Dengan pengalaman tiga (3) kali pentas anak-anak ini merupakan modal semangat yang akan lebih serius untuk diarahkan dan dibimbing agar kelak benar-benar mengenal dan mencintai budaya yang mereka miliki. Tidak hanyak sekejar ucapan manis bibir saja para guru, pembimbing dan orang tua diikut sertakan dalam memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak ini agar mereka menjadi tulang punggung bangsa ini dalam memajukan dan memasarkan harta budaya yang kita miliki.

Secara kuantitas, anak didik usia dini sangatlah besar. Di seluruh Indonesia, terdapat hampir 12,6 juta usia 4 sampai 6 tahun belum mendapat pelayanan pendidikan secara baik.  Hal ini menjadi PR panjang kita dan bangsa ini, tentu kita yang mau melihat masa depan yang lebih baik tidak bisa tinggal diam dengan berjuta-juta teori yang kita miliki tanpa ada aplikasi. Mengenal dan memberikan pembelajaran mengenai budaya kita sendiri butuh kemauan dan optimisme terutama di tempat kita (lombok), masih banyak kita jumpai orang hanya mau bekerja dengan nilai project yang sesuai yang mereka inginkan, jiwa pesimis yang bertebaran (bergelayat) di gang-gang.

Mengajar dan belajar ialah proses dimana komponen Hati Nurani harus di kedepankan.

Ditulis oleh Ahsan Ahsani,
Komunitas Sasak Regional Jogjakarta, kini telah menetap di Lombok Timur

SimpleWordPress

6 COMMENTS

  1. BRAVO Ahasana Ahsani!. Di tanganmu anak anak itu akan tumbuh dan membangun identitas kuat bangsa Sasak. Terimaksih atas pengabdianmu. Semoga Allah selalu menjagamu dan anak anak yang engkau asuh. Aamiin. Maju dan jayalah bangsa Sasak!.

  2. Luar biase niki ,-Mantab-sbg informasi yg bisa menceritakan Sasak di luar sana ,bahwa Suku Sasak itu juga adalah suku Bangsa yg berMartabat dan tdk kalah dengan suku bangsa lain nya …
    Lanjutkan Bije sanak sami ,semoga manfaat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here