Selamet Sahak, Kalpataru dan Kick Andy

Website Instan
Oleh Le Mudjitahid Amien
  
Le Mujitahid Amien
Le Mujitahid Amien

[Sasak.Org] Sebagian dari kita mungkin tak mengenal nama “Haji Selamet Ishak”, tetapi sepak terjangnya yang sedikit “urakan” membuat daya tarik tersendiri kalau kita berbincang dengan beliau.
 

Selamet Sahak, putra sasak kelahiran Selong Lombok Timur ini tiba tiba muncul pada tahun 2008 setelah mendapatkan penghargaan KALPATARU dari pemerintah c/q kementerian lingkungan hidup. Namun penghargaan itu tidak diambil waktu acara seremonial penganugerahan kalpataru,  karena ia memiliki alasannya yang memang  masuk akal.

 

Kenapa pemerintah memberikan “kalpataru award” kepada Mamiq Slamet? Tak lain adalah karena keberhasilannya menghijaukan daerah atau dataran tandus seluas  ratusan hektar di kawasan ijo balit,  Dasan Geres – Tanjung Lombok Timur . Ia berjuang keras membelah bukit untuk bisa membelokkan air yang mengalir dari gunung rinjani yang selama ini langsung terbuang ke laut lepas.

 

Ijo Balit (dokumen M. Roil Bilad)
Ijo Balit (dokumen M. Roil Bilad)

Waktu dia memulai membelah bukit dengan peralatan seadanya yang dilakukan selama hampir 4 tahun, masyarakat sekitar yang kebanyakan adalah petani menganggapnya jegol alias jogang atau gila. Hasil jerih payahnya saat ini bisa dilihat dengan beralih fungsinya dataran tandus seluas 15 hektar menjadi danau. Kawasan ini, kini menjadi tempat  rekreasi masyarakat setempat dan menjadi salah satu tempat melancongnya para turis luar maupun domestik. Terakhir, tempat yang dulunya kering ini kini menjadi salah satu ikon destinasi pariwisata di Lombok Timur yang dikenal dengan nama  “LEMBAH HIJAU”. Sebagai apresiasi, Beliau sempat diwawancarai dan masuk televisi pada 2008 di Trans TV, tahun 2009 di TV One dan tahun 2009 di TVRI.

 

Beberapa hari lalu  saya bertemu dengan Edik Tuan (Adik Haji) Selamet (panggilan saya kepadanya). Ia bercerita seputar  “IDE GILA” nya  yang lain yang memang sering didiskusikan. Dia bilang “kak tuan (bang haji ) insya Allah apa yang tyang (saya) ceritakan kepada side (anda) 25 tahun lalu akan kelihatan titik terangnya ? ” apa itu itu Edik” , saya balik tanya ?

 

Waktu itu Selamet dikampung melihat seorang bapak yang menolong istrinya untuk melahirkan melalui “dukun kampung ” dan tak sanggup ke rumah sakit  membawa istrinya karena tak ada biaya. Bapak itu menyaksikan sang anak tak tertolong dan akhirnya berpulang kerahmatullah. Pengalaman dan fakta yang ditemukan di masyarakat membuat dia berjanji “andai anak saya lahir nanti akan saya sekolahkan di kedokteran dan  akan saya buat poliklinik duafa yang saya gratiskan.”

 

Rupanya apa yang dicita citakan 25 tahunan yang  lalu disambut dan dilaksanakan oleh anaknya Dr. Baiq Nur Latifah lulusan UII (Universitas Islam Indonesia ) Jogyakarta yang kini sudah merintis poliklinik tersebut .

 

Selamet sudah menyediakan tanah sekitar 1,5 HA untuk memulainya dan Baiq Nur Latifah sudah mengerjakan pesan mamiqnya (ayahnya) serta membuat “klinik darurat ” di rumahnya yang lumayan asri menurut ukuran disana. Lokasinya di jalan raya Tanjung – Korleko km 6 Kelurahan Ijo Balit – Labuhan Haji Lombok Timur .

 

Sekarang ini  Dr. Baiq setiap harinya kedatangan pasien dari masyarakat di sana tanpa memungut biaya. Sementara masyarakat yang mau membayar cukup mengeluarkan 10 atau 15 ribu rupiah dan pulangnya pasien pasiennya dibekali obat generik.

 

Edik Tuan Selamet sembari bekelakar bilang kalau pasiennya orang-orang susah dan sakitnya ya kurap, flu dan kudis serta demam sebagai mana penyakit di negara dunia ketiga. Berbeda dengan penyakit berat orang-orang kota. he..he.. araq araq doang edik nike (ada ada saja adik ini ) saya timpali he..he.. ,-

 

Endilallah dan tak dinyana Edik Tuan Selamet rupanya kedatangan Andi Noya (Kick Andy) pada tanggal 23 januari 2014 lalu dan tentu di film kan serta diwawancarai segala macamnya oleh Andi di sana, dan insya Allah tanggal 7 February 2014 jumat malam nanti akan ditayangkan di acara ” kick Andy ” di Metro TV,-

 

Keluarga besar Edik Tuan Selamet yang saya kenal salah satunya adalah Kak Tuan Satriawan Sahak alias Awan yang kini bekerja sebagai dosen dan pembantu dekan  di Fakultas Hukum Unram . Ada juga  kakak nya Setiawan Sahak (Iwan ),  teman seperjuangan saya di jabodetabek sekitar tahun 1970/1980-an. Iwan adalah jebolan STM Budut (Budi Utomo ) Jakarta, sekarang bermukim di Makassar beristrikan orang kawanua.

 

Selamat ya metonku (saudaraku) Selamet dan semoga kita selalu SELAMAT di dunia dan diakhirat, amin., Ampurayang lamun ne araq ongkat te six ndeqne meik lex ate (mohon maaf kalau ada kata atau kalimat yg tak enak dihati ), he..he.. .
SimpleWordPress

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here